PERSPEBSI : Setiap tahun di Indonesia 2,91 juta penduduk alami stroke

Surabaya, MercuryFM – Indonesia, yang terdiri dari 38 provinsi dan dihuni oleh sekitar 267,1 juta jiwa, masih dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan yang kompleks.  Dari data yang dimiliki Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) memaparkan, 2,91 juta penduduk Indonesia alami stroke setiap tahunnya atau mencapai 10,9 per 1000 penduduk Indonesia. Untuk itu, perlu penanganan khusus untuk mengurangi resiko kegagalan.

Dokter spesialis bedah saraf, dr. Irwan Barlian Immadoel mengatakan, angka kejadian stroke di Indonesia semakin lama semakin meningkat seiring dengan gaya hidup mensyaratkan yang terus berubah. Untuk mengetahui gejala awal stroke, perlu diketahu beberapa hal melalui metode FAST yanki Face, Arm, Speach dan Time.

“Face yakni wajahnya, wajahnya simetri atau tidak, kalau perot kita curiga itu stroke, kemudian Arm atau kalau ada lemah satu sisi kita patut curiga itu stoke . S itu speach dia bicaranya pelat atau tidak. T itu time ketika sudah diketahui tandanya, harus segera dibawa ke rumah sakit,” ungkap dia.

Saat ini penanganan stroke di IGD memang menjadikan fokus perhatian pemerintah. Penanganan stroke di IGD pun perlu penanganan yang cepat dan tepat. “Kenyataannya seringkali pasien-pasien ketika datang di IGD tidak menjadi prioritas. Artinya kalau sudah lemah, obatnya baisa,” ungkap dia. Tak banyak dokter umum yang tau bagaimana cara penanganan yang tepat pasien stroke di IGD.

Ketua PERSPEBSI, dr Agus Chairul Anab PERSPEBSI menggelar Pelatihan Skill Manajemen untuk Tangani Pasien Neuro Emergency di RSUD Dr Soetomo untuk tenaga kesehatan khususnya dokter umum yang biasa bekerja IGD, Sabtu (27/5/2023). Pelatihan untuk memberi pengetahuan dan keterampilan yang komprehensif dalam menangani kasus tersebut. Selain itu, belum ada pelatihan yang standar untuk menangani kasus neuroemergency di Indonesia.

“Pelatihan ini dirancang secara komprehensif, terstandar, dan melibatkan tenaga ahli dari berbagai bidang. Terdapat lima spesialis yang terlibat dalam pelatihan PNNLS, yaitu spesialis bedah saraf, spesialis syaraf, spesialis radiologi, spesialis anestesi, dan spesialis neurologi anak,” pungkasnya.(Dan)

Advertisement

Visual Radio